Monthly Archives: November 2010

membuat foto siluet

Bagaimana cara memotret siluet
19.november.2010 05:58 . Teknik Fotografi . 0 komentar

 

Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:

 

Matikan Flash

 

Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda

 

Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)

 

Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

 

Carilah obyek yang bentuknya menarik

 

Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.

 

Carilah background yang tepat

 

Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

 

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)

 

Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah komposisi yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….

 

Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….

 

Jangan takut mencoba

 

Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun

 


Disunting dari : http://belajarfotografi.com (http://belajarfotografi.com/tips-foto-bagaimana-cara-memotret-siluet/)

Tips untuk membuat sebuah hunting foto model

Tips untuk membuat sebuah hunting foto model


1. Tentukan Tema dan konsep Acara dengan baik.
Tema ataupun konsep untuk hunting foto adalah hal yang paling penting. Dari sini bisa ditentukan target peserta ataupun berbagai kesulitan dalam proses pelaksanaannya nanti.

Tema bukan cuma sekedar judul acara, tapi dari penentuan tema, bisa ditentukan berbagai hal, seperti: kostum model yang digunakan, karakter model yang diperlukan sampai penggunaan lighting untuk pemotretan.Dengan Tema yang bagus juga dapat menarik minat peserta untuk mengikuti acara ini. Tema juga akan menentukan karakter fotografer yang akan mengikuti hunting foto anda.

Anda bisa memikirkan apakah acara ini hanya hunting biasa atau dijadikan sejenis workshop untuk belajar, dan juga dengan membuat konsep yang tepat, anda dapat menghitung target peserta untuk acara anda.
2. Buat hitungan budget.
Buat hitung2an budget untuk acara anda, disini anda harus menentukan budget yang tepat untuk membayar model, lighting, konsumsi, kostum, lokasi, group leader, make up artis dan sebagainya. Jangan lupa sertakan budget untuk “hal yang tak terduga”.

Dari hitungan budget ini anda bisa menentukan berapa rupiah yang harus dibayarkan peserta untuk mengikuti acara anda.
3. Siapkan Property.
Berbagai properti untuk pemotretan sangat mendukung acara hunting anda. Seperti kostum, lighting, asesoris dan sebagainya. Untuk kostum anda bisa menyewa di berbagai tempat yang menyewakan kostum atau membuat kostum sendiri. Pilihan kostum yang baik bisa membuat hunting anda menarik.

Lighting untuk pemotretan bisa didapat dengan menyewa atau mencari sponsor. Ada beberapa merek lighting yang bersedia menjadi sponsor dengan syarat tertentu. Jika memilih untuk menggunakan sponsor, cari yang syaratnya tidak memberatkan anda dan peserta lomba.

4. Siapkan Lokasi.
Untuk memilih lokasi hunting, lakukan survey ke lokasi yang akan anda pilih. Perhatikan berbagai fasilitas pendukung yang dapat menunjang acara anda. Tanyakan mengenai listrik untuk lighting hingga ruang ganti untuk model ataupun kamar kecil untuk buang air. Perhatikan apakah tempatnya menyediakan tempat parkir yang mencukupi atau tidak, perhatikan pula apakah biaya sewa lokasi cukup masuk akal untuk dapat masuk dalam budget anda.

Ada beberapa lokasi yang dapat bekerja sama dengan anda, sehingga anda tak perlu menyewa lokasi. Hal ini sangat menguntungkan sehingga biaya hunting dapat ditekan.

5. Tentukan Model Yang Tepat Untuk Hunting Anda.
Model adalah faktor terbesar yang menunjang kesuksesan acara anda. Pilih model yang benar benar sudah matang, yang bisa berpose dengan baik, sehingga pemotretan akan lebih mudah.Jangan lupa perhatikan karakter model, apakah cocok dengan tema hunting anda.

Jika model sudah bergabung dengan sebuah agency, sebaiknya anda mengontak agency yang bersangkutan, jangan melakukan booking secara perorangan atau langsung pada model. Hal ini menyangkut etika, baik untuk model ataupun untuk anda sendiri.

Apabila model yang akan digunakan adalah model baru, sebaiknya adakan sesi pemotretan pendahuluan atau test foto. ini berguna untuk menilai karakter model dan kesiapan model tersebut dalam sebuah sesi pemotretan yang akan diadakan. Suatu kebodohan untuk menggunakan model yang tidak bisa berpose dalam sebuah sesi yang diikuti banyak peserta.

6. Siapkan Aturan Main di Lapangan.
Atur tata cara hunting dengan baik. seperti misalnya berapa spot yang akan digunakan untuk pemotretan, berapa titik lampu yang akan digunakan untuk tiap spot, berapa jumlah peserta dalam satu group, waktu untuk untuk perputaran group dan sebagainya.

Ketepatan waktu sangat diperlukan dalam sebuah hunting, karena akan mencakup berbagai hal seperti, fee untuk model, sewa lokasi, dan sebagainya juga menentukan kenyamanan peserta dalam pemotretan.

Tata Cara ataupun Aturan Main dalam hunting anda ini, akan sangat menentukan kesuksesan dan kenyaman peserta hunting anda. Dengan menerapkan tata cara yang baik maka akan didapatkan sebuah sessi pemotretan yang menyenangkan.
7. Siapkan Group Leader
Group Leader adalah pembimbing tiap peserta dalam group dalam acara hunting anda. Group Leader bertanggung jawab untuk mengawasi perputaran peserta, membantu mengarahkan pose model, sampai membantu mengatasi berbagai permasalahan yang timbul di lapangan seperti peserta yang bandel dan sebagainya.

Group Leader yang baik juga sebaiknya menguasai teknik pemotretan. Hal ini berguna untuk membimbing peserta dalam pemotretan dan dapat menjawab pertanyaan peserta mengenai teknik memotret. Akan lebih baik lagi jika mendapatkan group leader yang menguasai lighting, dimana bisa turun mengatur posisi lighting sehingga peserta mendapatkan hasil foto yang menyenangkan.

Jadi memilih Group Leader yang baik sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hunting anda

8. Buat Ajakan Hunting
Setelah semuanya siap, buat ajakan hunting. Bisa di berbagai situs fotografi seperti Fotografer.Net sampai ke facebook. Dimana banyak fotografer atau calon peserta “bermain”..

Buat ajakan yang menarik dan dengan kata kata yang baik.
Persyaratan untuk peserta sebaiknya dicantumkan dengan lengkap, sehingga calon peserta bisa menentukan ikut atau tidak.

Lampirkan foto dari para model dan juga lokasi pemotretan. Hal ini akan sangat berguna untuk promosi.

Jangan lupa cantumkan kontak person yang bisa dihubungi  dan rajinlah memantau thread. Siap siap ditelpon 24 jam oleh calon peserta, layani dengan baik dan ramah.

9. Buat Liputan Acara.
Setelah Acara terlaksana, jangan lupa membuat thread liputan acara. Guna liputan acara adalah untuk sharing bagi teman teman yang tidak sempat mengikuti acara anda dan juga sebagai media promosi untuk anda jika nanti anda membuat acara sejenis lainnya.

Liputan acara juga adalah ajang komunikasi para peserta yang telah mengikuti acara anda dan mungkin saling berkenalan dalam acara anda. Sehingga, becanda, saling cela dan keakraban dapat terjalin dalam thread liputan acara yang anda buat tersebut.
10. Jangan Membatalkan Acara
Show must go on!
Terkadang jika jumlah peserta kurang, ada beberapa pembuat hunting yang membatalkan acaranya. Hal ini terjadi karena panitia tidak mau menanggung kerugian. Sebetulnya membatalkan acara adalah suatu hal yang tidak baik. Hal ini akan merugikan nama anda sebagai pembuat acara.

Jadi walaupun rugi, sebaiknya acara harus jalan terus. Sebuah resiko yang harus diambil jika mengadakan suatu acara.

Untuk menghindari kerugian, anda harus dapat membuat tema acara yang menarik peserta, sehingga jumlah peserta hunting anda tidak kurang dari target

 

 

http://menggelinjang.multiply.com/journal/item/131/Tips_untuk_membuat_sebuah_hunting_foto_model

Sejarah Penciptaan Lambang Burung Garuda

Garuda merupakan lambang Negara Indonesia, hampir semua orang tahu itu. Namun hanya sebagian orang saja yang mengetahui siapa penemunya dan bagaimana kisah hingga menjadi lambang kebanggaan negara ini. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.Dia lah Sultan Hamid II yang berasal dari Pontianak. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis. Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini. source: http://halpalingunik.blogspot.com/2010/11/penemu-lambang-garuda.html